Jalanan Citayam Fashion Week, Bisa dijadikan Panggung ‘Catwalk’
sumber gambar : wahananews.co
Baru-baru ini, Citayam Fashion Week menjadi viral lantaran adanya kegiatan sekelompok remaja melakukan catwalk di zebra cross Dukuh Atas. Lokasi persis Citayam Fashion Week ini persisnya di dekat Terowongan Kendal yang lokasinya tak jauh dari stasiun MRT Dukuh Atas dan stasiun KRL Sudirman.
Hebohnya persimpangan jalan antara Stasiun Sudirman dan Dukuh Atas menjadi satu fenomena yang dibicarakan masyarakat. Mulai dari artis dan tokoh yang mencatut Citayam Fashion Week, jalanan yang tidak kondusif, hingga pernyataan “created by the poor, stolen by the rich”.
Citayam Fashion Week adalah sebuah street fashion yang dilakukan oleh anak-anak remaja di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD). Mengusung konsep Harajuku ala Jepang, Citayam Fashion Week dapat dijumpai di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di Stasiun MRT BNI Dukuh Atas dan Terowongan Kendal.
Citayam merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Salah satu yang paling terkenal adalah nama Citayam diambil dari bahasa Sunda. Citayam terdiri atas dua kata, yakni Cit (dari kata peucit) dan ayam, menjadi pameuncitan ayam. Dalam bahasa Indonesia bermakna pemotongan ayam.
Dilihat dari sejarahnya, penamaan Citayam sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada masa itu, Citayam adalah sebuah kawasan perkebunan milik orang Belanda atau dikenal dengan Land Tjitajam. Citayam termasuk dalam daerah Residen Batavia (Jakarta), Afdeeling (Kabupaten) Buitenzorg (Bogor), District (Kewedanaan) Paroeng.
Saat itu, Citayam merupakan lokasi yang sudah maju peradabannya kala masa kolonialisme. Melansir heritage.kai.id, hal ini dibuktikan dengan keberadaan stasiun kereta sejak 1873 yang didirikan oleh perusahaan kereta api Belanda, Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Stasiun ini menghubungan antara jalur kereta api Jakarta-Bogor.
Baca Juga : Pemilu 2024 Nomor Urut Parpol Peserta Sudah Ditetapkan
Persimpangan Kircon Samsat
Persimpangan ini sudah menjadi keluhan umum akibat lampu merahnya yang sangat lama. Nah, daripada bingung menunggu lama lampu merah yang tak kunjung hijau, kamu bisa adu outfit di zebra cross Kiaracondong Samsat sambil menghibur pengguna jalan. Selain mengasah kreativitas dalam memadu outfit, kamu juga bisa menjadi bahan obrolan para pengguna jalan raya.
Fenomena Citayam Fashion Week belakangan ini viral dan wira-wiri mengisi timeline konten media sosial, baik TikTok, Twitter, Facebook, maupun Instagram. Keberadaannya menuai banyak respons dari berbagai pihak. Salah satunya disampaikan pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Rachmah Ida.
Menurut Ida, para remaja yang tergabung dalam Citayam Fashion Week berusaha mendobrak tren busana belakangan ini. Saat ini sebagian besar tren busana didominasi oleh gaya pakaian kalangan middle-upper class dengan merek-merek ternama. “Tidak semua orang bisa mengakses tren tersebut. Citayam Fashion Week berusaha menyajikan ‘gaya fashion jalanan’ yang juga tak kalah menarik,” ujarnya.
Baca Juga : Organisasi Komisi Yudisial; Sejarah, Tugas dan Wewenang
Zebra Cross Asia Afrika
Ada dua zebra cross yang bisa kamu gunakan sebagai panggung catwalk. Pertama, zebra cross dari Starbucks Asia Afrika ke Gedung CIMB. Kedua, zebra cross menuju Gedung Merdeka. Jangan lupa tekan tombol untuk pengguna jalan jika kamu mau menyeberang.
Gaya urban-street fashion, kata dia, seringkali termarjinalkan karena dianggap norak dan tidak pantas. Hal ini membuatnya tidak mendapat ruang untuk diakomodiasikan oleh media. Ida menambahkan keberadaan Citayam Fashion Week adalah fenomena unik dan berbeda. “Citayam Fashion Week adalah bentuk liberated young people, ekspresi kebebasan diri anak muda dari kungkungan kapitalisme busana,” katanya.
Ikuti