Polisi dan Prestasi: 5 Nama yang Harumkan Kepolisian Indonesia
Indonesia, sebagai negara hukum, memiliki sejumlah anggota kepolisian yang telah menunjukkan dedikasi, keberanian, dan profesionalisme tinggi dalam menjalankan tugasnya. Mereka bekerja tak kenal lelah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Artikel ini akan mengulas tentang lima anggota kepolisian terbaik di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa.
1. Brigjen Polisi Kaharoeddin Dt Rangkayo Basa
Kaharoeddin Dt Rangkayo Basa merupakan perwira polisi pertama di republik ini yang diangkat menjadi gubernur, sekaligus juga putra Minangkabau pertama yang meraih pangkat jenderal polisi. Soal kejujuran, tak diragukan lagi. Dia selalu menolak pemberian di luar gajinya. Hingga akhir hayatnya, Kaharoeddin tak punya rumah pribadi.Padahal tahun 1958 Kaharoeddin diserahi tanggung jawab memegang uang operasional seluruh polisi di Sumatera.
2. Komjen Pol Mohammad Jasin
Komjen Pol Mohammad Jasin dikenal sebagai Bapak Korps Brigade Mobil Indonesia. Selain dikenal sebagai polisi gagah berani, Jasin pun dikenal jujur.Di Penghujung tahun 1945, Jasin ditugasi Jenderal Soedirman menumpas gerombolan Mayor Sabarudin di Surabaya. Sabarudin ini sebenarnya Komandan Polisi Militer, tapi berkelakuan tak ubahnya seperti kepala perampok. Tak ada tentara yang berani menangkapnya. Karena itu Jenderal Soedirman menugaskan Inspektur Jasin Komandan P3 (Pasukan Polisi Perjuangan).
Baca Juga :
Ini Dia 10 Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
3. Jenderal Hoegeng
Jenderal Hoegeng menjabat sebagai Kapolri dari 9 Mei 1968 hingga 2 Oktober 1971. Sepanjang sejarah, Hoegeng adalah polisi yang paling terkenal karena kejujurannya.Dia menolak segala bentuk suap dan hadiah. Saat menjabat kepala reserse di Medan, Hoegeng melemparkan semua perabot mewah pemberiah raja judi Medan. Dia juga membongkar praktik penyelundupan yang banyak dibekingi anggota polisi dan TNI.Hoegeng tak segan turun tangan langsung mengatur lalu lintas. Dia selalu berada paling depan untuk pemberantasan korupsi. Bisnis bunga istrinya pun dimintanya tutup.
4. Inspektur Polisi I Anwar Maksoem
Inspektur Polisi I Anwar Maksoem yang pernah menjabat Wali Kota Bukittinggi tahun 1960-1967. Tujuh tahun menjabat, kekayaan Anwar Maksoem tak bertambah. Setelah tidak menjabat sebagai Wali Kota, Anwar kembali berdinas di kepolisian.Kondisi perekonomian saat itu memang sedang buruk. Sebagai polisi yang hanya mengandalkan gaji tanpa korupsi, Anwar kesulitan. Hartanya yang paling berharga, tanda pangkat balok dari emas sudah dijualnya. Uangnya pun sudah habis untuk makan dan keperluan sehari-hari.
Baca Juga :
Profil, Pengalaman, Dan Prestasi Anies Baswedan: Mencermati Perjalanan Karir Seorang Tokoh
5. Brigadir Royadin
Jika ada polisi yang berani menilang Sultan Yogyakarta sekaligus Menteri Pertahanan Republik Indonesia, hanya Brigadir Royadin orangnya.Peristiwa ini terjadi pertengahan tahun 1960an di Pekalongan, Jawa Tengah. Saat itu Sultan Hamengku Buwono IX mengemudikan mobilnya melawan arus. Mobil Sultan dihentikan oleh Brigadir Royadin yang berjagaAtasan Royadin memarahi polisi rendahan itu saat tahu tindakan Royadin. Tapi penghargaan justru datang dari Sultan HB IX yang meminta Royadin pindah bertugas ke Yogyakarta. Sultan terkesan dengan integritas Royadin. Royadin menolak permintaan Sultan, dia ingin tetap bertugas di Pekalongan.
Kesuksesan dan dedikasi dari kelima anggota kepolisian ini tidak hanya menjadi panutan bagi rekan-rekan seprofesinya, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan integritas, keberanian, dan inovasi, seseorang dapat memberikan kontribusi besar bagi keamanan dan keadilan di negara ini.
Ikuti