Profil, Pengalaman, Dan Prestasi Anies Baswedan: Mencermati Perjalanan Karir Seorang Tokoh
Anies Baswedan adalah seorang tokoh politik yang telah menjadi salah satu figur penting dalam kancah politik Indonesia. Dikenal karena kepemimpinannya di berbagai jabatan, termasuk sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menarik perhatian masyarakat Indonesia dan luar negeri. Artikel ini akan membahas profil, kinerja, dan pengaruhnya dalam politik Indonesia.
Profil Singkat
Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ia memiliki dua saudara laki-laki di keluarganya yang menjadi adiknya yaitu Ridwan Baswedan dan Abdullah Baswedan. Ia besar di Yogyakarta dan orang tuanya bekerja sebagai akademisi. Ayahnya, Rasyid Baswedan adalah mantan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, sedangkan ibunya, Aliyah Rasyid adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Anies merupakan tokoh berketurunan Arab, sekaligus cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis pada tanggal 11 Mei 1996. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam, dan Ismail Hakim.
Pendidikan
Anies memulai pendidikan awal pada usia 5 tahun dan bersekolah di Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada di Yogyakarta. Menginjak usia enam tahun, Anies bersekolah di SD Negeri Percobaan 2, Kabupaten Sleman. Setelah lulus SD, ia melanjutkan pendidikannya di SMP dan diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Anies bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sekolahnya dan menjabat sebagai pengurus Bidang Hubungan Masyarakat. Setelah lulus SMP, Anies melanjutkan studinya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Ia tetap aktif dalam organisasi hingga terpilih sebagai Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus pelajar Ketua OSIS seluruh Indonesia.
Pada tahun 1989, Anies memulai studinya dan diterima di jurusan ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Anies tetap aktif berorganisasi, tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada. Anies Baswedan mendapat beasiswa dari Japan Airlines Foundation pada tahun 1993 untuk program kuliah musim panas di Universitas Sophia di Tokyo dalam bidang kajian Asia.
Baca Juga :
GANJAR PRANOWO – Profil, Pengalaman, dan Prestasi Tokoh
Pada tahun 1997, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright dari American Indonesian Exchange Foundation untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan Internasional dan Kebijakan Ekonomi di School of Public Affairs, Universitas Maryland. Anies juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di Universitasnya dan lulus pada Desember tahun 1998.
Pada tahun 1999, tak lama setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ilmu politik di Northern Illinois University. Anies bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampus dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang Ilmu Politik pada tahun 2004.
Disertasi yang dibuatnya berjudul “Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia”, menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten atau kota di Indonesia. Anies mendapatkan gelarnya pada tahun 2005.
Karir Anies Baswedan
- Peneliti Pusat Antar Universitas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
Saat selesai program S1, Anies sempat memiliki karir sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM. - Manajer Riset IPC, Inc. Chicago
Setelah menyelesaikan gelar doktor pada tahun 2004, Anies bekerja sebagai manajer riser di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Anies mengambil pekerjaan itu karena dia tidak punya uang untuk kembali ke Indonesia. - Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
Anies bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan, sebuah lembaga non-profit yang fokus pada reformasi birokrasi di berbagai wilayah di Indonesia dengan menekan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. - Direktur Riset Indonesian Institute Center
Anies menjadi direktur riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada bulan Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. - Rektor Universitas Paramadina
Anies diangkat menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 15 Mei 2007. Anies berusia 38 tahun saat itu dan Anies adalah rektor termuda di Indonesia. Anies yang sudah sah menjadi Rektor, membuat strategi mencenangkan Paramadina Fellowship atau beasiswa Paramadina. Beasiswa meliputi biaya kuliah, buku serta biaya hidup. Paramadina Fellowship merupakan perwujudan idealisme dengan bahasa bisnis. Untuk mewujudkannya Anies mengambil konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa digunakan di banyak Universitas di Amerika Utara dan Eropa. Anies juga membuat gebrakan dengan pengajaran antikorupsi sejak dibangku kuliah. Anies menganggap bahwa korupsi merupakan salah satu persoalan bangsa. Anti korupsi diajarkan dalam mata kuliah ini mulai kerangka teoritis sampai laporan investigasi tentang praktik korupsi. - Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
Anies dianggap sebagai pencetus Indonesia Mengajar. Gerakan ini terdiri dari generasi muda yang direkrut untuk menjadi pengajar muda di sekolah dasar dan masyarakat selama satu tahun. Idenya muncul saat Anies masih berstatus mahasiswa di UGM. Pada tahun 1950, pak Koes memulai program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) untuk mengisi kekurangan guru sekolah menengah atas (SMA) di daerah-daerah, khususnya di luar Pulau Jawa. PTM ini justru mendirikan SMa baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. - Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat
Pada tanggal 27 Agustus 2013, Anies dipanggil untuk memasuki dunia politik dengan mengurus negeri dan mengikuti konvensi Demokrat. Undangan tersebut berisi ikhtiar untuk ikut melunasi janji Kemerdekaan. Anies Baswedan menerima bersama sebelas orang lainnya. - Debat Konvensi
Beberapa debat Bernegara Konvensi Partai Demokrat yang diikuti oleh Anies Baswedan: Debat Konvensi di Medan, Debat Konvensi di Palembang, dan Debat Konvensi di Bandung. - Penggagas Turun Tangan
Anies Baswedan mendirikan Gerakan Turun Tangan pada bulan Agustus 2013. Gerakan ini untuk mengajak semua orang terlibat dalam melunasi janji kemerdekaan dan mengajak semua orang turut terlibat dalam mengurus negeri ini dengan mendorong mengelola pemerintahan. Gerakan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 35.00 lebih relawan. - Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Anies Baswedan diberi mandat oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di dalam kabinetnya pada 27 Oktober 2014. Anies menilai bahwa pendidikan merupakan kunci peningkatan kualitas manusia. Maka dari itu Anies merasa peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. - Gubernur DKI Jakarta
Ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 bersama dengan Sandiaga Uno sebagai Wakilnya mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok serta Djarot Saiful Hidayat dalam pilkada DKI Jakarta yang digelar dalam dua putaran.
Penghargaan yang diraih oleh Anies Baswedan
-The Golden Awards Rakyat Merdeka
-Anugerah Integritas Nasional
-Dompet Dhuafa Award 2013
-Anugerah Hari Sastra Indonesia
-Gerald Maryanov Award
-100 Intelektual Publik Dunia
-Young Global Leaders
-20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia
-PASIAD Education Award
-Nakasone Yasuhiro Award
-500 Muslim Berpengaruh di Dunia
Pencalonan presiden
Nama Anies Baswedan menjadi salah satu kandidat bakal calon Presiden Republik Indonesia setelah Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo melalui Rapat Kerja Nasional Partai NasDem. Pada tanggal 16 September 2022, Anies menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan sebagai calon Presiden pada Pemilu Presiden 2024. Pasca mengumumkan keputusannya tersebut, Partai NasDem secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon Presiden dan dia diberikan kewenangan untuk menentukan calon Wakil Presidennya sendiri.
Langkah Anies yang berkeliling ke berbagai daerah sebelum diperbolehkannya berkampanye yakni pada November 2023 dianggap sejumlah kalangan sebagai aksi curi start. Anies membantah hal tersebut, mengatakan bahwa dirinya bukanlah melakukan curi start, tapi melainkan head start.
Kesimpulan
Anies Baswedan adalah seorang tokoh yang memiliki profil yang sangat menarik. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman dalam dunia akademik dan pemerintahan, serta karir politiknya yang sukses, ia telah mencapai banyak prestasi yang patut diapresiasi. Meskipun menjadi kontroversial dalam beberapa keputusan politiknya, Anies Baswedan tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam perpolitikan Indonesia.
Bagikan :