Panasnya Hubungan Megawati dan SBY Saat Menjelang Pemilu
Hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2019 semakin memanas dan bakal terulang kembali di Pemilu 2024.
Penyebab pemicunya adalah penggalan pidato SBY di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) tersebar di media sosial.Dalam pidato tersebut, SBY menyatakan akan turun gunung karena mendapatkan informasi akan adanya kecurangan pada Pemilu 2024.
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menanggapi keluhan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan Presiden ke-6 RI itu beberapa kali melontarkan masalah hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Serbaid.com
“Silakan lihat dalam jejak digital maupun media cetak, bahwa menjelang pemilu pasti Pak SBY selalu menyampaikan keluhannya tentang Ibu Megawati,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, 26 Juli 2018.
Menurut Hasto, apa yang disampaikan SBY dalam pidatonya hanya menunjukan kekhawatiran jika hanya ada dua pasang calon maka putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa masuk bursa pasangan calon presiden-wakil presiden 2024.
Hasto menyebut, perilaku SBY sebagai keluhan musiman. Padahal, menurut dia, selama ini Megawati baik-baik saja. Mega memilih diam karena meyakini pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang.
Hasto memastikan, PDI Perjuangan tidak pernah berniat menjegal siapa pun dalam kontestasi Pemilu 2024. Dia meyakini, jegal menjegal mereka yang ingin maju untuk dipilih rakyat adalah cara yang keliru dalam berdemokrasi.
Baca Juga: Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Provinsi Sukses Digelar di Jayapura
Serbaid.com
“Terkait dengan Pilpres 2024 karena ini momentum sangat penting dan strategis, PDIP tegas jangan jegal calon dengan cara cara yang tidak benar,” katanya.
Berikut penggalan pidato SBY yang viral di media sosial
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang. Saya mendengar, mengetahui bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil.
Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka.
Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri. Bersama koalisi tentunya. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan.
Baca Juga: Kerupuk Melarat Cirebon, Camilan Unik Yang Digoreng Tanpa Minyak
Serbaid.com
Pikiran seperti itu batil, itu bukan hak mereka, Pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan dipilih, yang berdaulat juga rakyat.
Meski sampai detik ini hubungannya dengan putri Proklamator Sukarno itu belum membaik, tapi dirinya menghormatinya sebagai mantan presiden ke-5 Republik Indonesia. Bahkan SBY, yang juga sama-sama pernah menjabat sebagai presiden itu, menegaskan tidak akan pernah hilang rasa hormatnya untuk Megawati. SBY sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).
IKUTI