Jejak Digital Ponsel Dan 3 Grup WhatsApp Brigadir J Dihapus Untuk Menghilangkan Bukti
Jakarta – Komisioner Komnas HAM Choirul Anam membeberkan bahwa ada penghilangan rekam jejak digital di kasus kematian Brigadir J atau Yosua Hutabarat, yakni berupa penghapusan tiga WhatsApp Group.
Sebelumnya, Anam mengungkapkan bahwa ada upaya juga untuk menghilangkan dan mengganti baru ponsel sejumlah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo, termasuk ponsel milik Brigadir Yosua dan Bharada Richard Eliezer.
Ponsel-ponsel yang mereka gunakan di hari H pembunuhan Brigadir Yosua pada 8 Juli, bahkan hingga kini belum ditemukan. Hal itu disampaikan oleh Anam dalam RDP di Komisi III DPR pada Senin (22/8/2022) kemarin.
Anam mengungkap salah satu upaya yang dilakukan itu seperti mengganti ponsel ajudan Ferdy Sambo, termasuk Brigadir J dan Bharada E.Tak hanya ponsel, ia bahkan mengatakan ada yang menghilangkan rekam percakapan digital di WhatsApp (WA) Brigadir J.“Yang kentara banget adalah rekam jejak digital. Enggak cuma HP, tapi percakapan digital juga gak ada,” jelas Anam dikutip Populis.id pada Selasa (23/8/2022).
Ia menambahkan, “Ada tiga grup yang dulunya dia ada jadi nggak ada. Itu penting dilacak WA. Fisik HP-nya juga hilang.” Selain itu, Anam juga mempertanyakan keberadaan ponsel lama Brigadir J sebelum diganti. Anam menuturkan, “Dari keterangan yang kami peroleh, di Jambi HP-nya Yosua tidak model kaya begini. HP-nya Yosua itu ada Samsung, terus ada HP China, ini gak modelnya nggak seperti ini.”
“Ini HP yang seolah-olah HP-nya Yosua yang nggak bisa dibuka. Nah HP-nya Yosua ke mana? Terutama yang Samsung 8 itu, sampai detik ini juga kami enggak tahu,” tegasnya menandaskan. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik juga menyinggung soal obstruction of justice alias penghalangan penyidikan dalam kasus kematian Brigadir J.
Baca Juga : Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Tanggapan Hotman Paris
Serbaid.com
Hilangkan Ponsel Lalu Ganti Baru. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik membeberkan dugaan penghalangan atau perintangan penyidikan (obstruction of justice) kasus kematian Brigadir J atau Yosua Hutabarat lewat pengilangan barang bukti di ponsel Yosua.
Bahkan buka cuma lewat ponsel Yosua, melainkan lewat ponsel milik aide de camp atau ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya. “Sebagai contoh misalnya beberapa adc itu mereka diambil handphone-nya tanggal 10 kira-kira jam 1 pagi mereka dikasih handphone baru,” kata Taufan dalam RDP di Komisi III DPR, Senin (22/8/2022).
Penggantian handphone baru juga dilakukan terhadap tersangka Bharada E atau Richard Eliezer pada tanggal 19 Juli oleh Mako Brimob. Tetapi ponsel milik Eliezer yang digunakan pada pasca kejadian pembunuhan Yosua, diakui Taufan sudah ditemukan.
“HP yang antara 10 sampai 19 itu ditemukan pak. Ada upaya-upaya membangun skenario, misalnya yang jawaban-jawaban sebagai bawahan kepada atasan ‘siap komandan’ itu misalnya itu sangat kentara di situ,”
Tetapi ponsel yang digunakan pada hari H kejadian, di tanggal 8 Juli atau sebelum tanggal 10 Juli, belum ditemukan.
“Termasuk pada hari H itu, itu sampai sekarang belum ditemukan. Jadi mungkin ini bisa juga nanti pada pertemuan dengan kapolri dan Mabes Polri bisa ditanyakan, apakah itu sudah didapatkan karena itu sangat penting saya kira untuk mendukung,” tutur Taufan.
Sementara itu, penghilangan ponsel milik Yosua juga dilakukan. Bukan cuma penghilangan, ponsel milik Yosua juga diganti dengan jenis berbeda. Sedangkan ponsel asli milik Yosua sampai saat ini belum ditemukan.
“Dari keterangan yang kami peroleh, di Jambi HP-nya Yosua tidak model kaya begini. HP-nya Yosua itu ada Samsung, terus ada HP China, ini gak modelnya nggak seperti ini,” kata Anam. “Ini HP yang seolah-olah HP-nya Yosua yang nggak bisa dibuka. Nah HP-nya Yosua ke mana? Terutama yang Samsung 8 itu, sampai detik ini juga kami enggak tahu,” sambung Anam.
Ferdy Sambo Beri Perintah Hilangkan Bukti
Terkait beberapa bukti yang hilang ini, Komnas HAM mengaku telah mengetahui jika Ferdy Sambo yang menghilangkan bukti. Hal ini diketahui karena ada jejak digital Ferdy Sambo memberi perintah untuk menghilangkan bukti.
“Kami juga mendapatkan salah satu yang juga penting adalah perintah untuk terkait barang bukti, itu supaya dihilangkan jejaknya. itu juga ada,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.
Jejak Digital ditemukan dari HP Kekasih Yoshua
Awalnya, Komnas HAM mengungkapkan hasil penelusuran atas jejak digital komunikasi Brigadir Yosua dan pacarnya, Vera.Dari penelusuran ini, diketahui memang sempat ada ancaman pembunuhan. Brigadir Yoshua diancam oleh skuad lama yang ternyata Kuat Ma’ruf, ART Irjen Ferdy Sambo.
“Tolong minta supaya ini HP-HP dihadirkan yang sudah disita polisi, minta raw material-nya. Di situlah kami mendapat banyak hal. Termasuk komunikasi dengan Vera, betul ada komunikasi (ancaman pembunuhan) seperti itu,” kata Anam.
Dia juga mengungkapkan bahwa memang betul ada komunikasi yang menunjukkan Brigadir J menangis. Namun hal ini tidak terkait dengan kasus.”Betul juga ada nangis-nangis, itu urusan pribadi nggak ada urusan dengan kematian,” tuturnya.
Ikuti