
Jakarta – Wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur, digoyang gempa bumi dua kali dalam 10 hari terakhir. Pada Senin pagi, 16 Januari 2016, sekitar pukul 10.14 Wita, Kabupaten Sumba Barat Daya, kembali digetarkan gempa tektonik dengan kekuatan 3,3 skala Richter.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9, ” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulis yang dibagikannya.
Pusat lindu terletak pada koordinat 118 Lintang Selatan dan 75 Bujur Timur pada kedalaman 68 kilometer barat laut Sumba Barat Daya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTT Hasanudin mengimbau warga di pesisir Kabupaten Sumba Barat Daya tidak terpancing isu. Sebab, gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga : Banjir Bandang Terparah Rendam Seoul Korea Selatan
Pusat gempa itu disebutkannya berada di laut pada jarak 152 kilometer arah selatan Kota Waibakul, Nusa Tenggara Timur. Kedalamannya, 34 kilometer.

Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan hiposenternya, gempa yang terjadi tergolong dangkal akibat aktivitas penyesaran turun di zona outerrise Sumba. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” tuturnya.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Karera, Pinu Pahar, Sumba Timur dengan skala intensitas II – III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu. Di daerah Tabundung, Sumba Timur dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Tak ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Selain itu, dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Ikuti