Medan adalah tempat di mana budaya, sejarah, dan kemajuan modern berpadu dalam harmoni, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap orang yang datang. Sebagai kota terbesar di Sumatera Utara dengan luas sekitar 265 km², menawarkan pesona yang luar biasa bagi para pengunjung.
Kota ini tidak hanya terkenal dengan keberagaman budaya dan kulinernya yang menggugah selera, tetapi juga memiliki beragam pilihan transportasi yang memudahkan wisatawan untuk menjelajahi setiap sudut kota.
Dari angkutan umum yang terjangkau hingga layanan sewa mobil yang menawarkan fleksibilitas tinggi, Medan memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap pengunjung. Dengan banyaknya pilihan moda transportasi, Anda dapat dengan mudah menemukan cara terbaik untuk menikmati segala yang ditawarkan oleh kota ini, mulai dari atraksi wisata yang memikat hingga tempat-tempat bersejarah yang kaya akan cerita.
Sebagai kota yang terus berkembang pesat, Medan menawarkan berbagai moda transportasi yang telah mengalami perkembangan signifikan seiring berjalannya waktu, masing-masing dengan sejarah dan evolusi yang unik. Berikut ini adalah sejarah dan perkembangan dari tujuh moda transportasi utama yang menjadi tulang punggung mobilitas di Medan:
1. Angkutan Umum (Angkot)

Angkutan umum atau angkot merupakan moda transportasi yang paling mudah ditemukan di Medan. Sejarah angkutan umum di Medan bermula pada tahun 1970-an, ketika kebutuhan akan transportasi massal mulai meningkat tajam. Angkot muncul sebagai solusi ideal bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi yang murah dan mudah dijangkau.
Angkot di Medan terbagi dalam beberapa rute dengan warna dominan kuning dan merah. Hampir semua rute memiliki warna yang sama, sehingga penumpang harus memperhatikan nomor trayek untuk menentukan rute yang diinginkan.
Seiring berjalannya waktu, jumlah rute dan trayek angkot terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warga kota. Pada tahun 1990-an, penomoran trayek diperkenalkan untuk memudahkan penumpang dalam menentukan rute yang tepat. Hingga kini, angkot tetap menjadi pilihan transportasi utama bagi banyak warga Medan, menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam berpergian.
Tarif angkot cukup terjangkau, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per orang tergantung jaraknya. Tips penting adalah selalu menanyakan rute angkot sebelum naik untuk memastikan Anda tidak tersesat.
2. Bus DAMRI:

Bus DAMRI adalah salah satu transportasi andalan dari Bandara Kuala Namu ke pusat kota Medan. Bus ini melayani berbagai rute dengan keberangkatan setiap 30 menit. Ada empat jenis bus DAMRI dengan rute berbeda, sehingga penumpang memiliki beberapa opsi tujuan.
Bus DAMRI pertama kali diperkenalkan di Medan pada awal 2000-an sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyediakan transportasi publik yang menghubungkan Bandara Kuala Namu dengan pusat kota. DAMRI, singkatan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia, sebenarnya sudah ada sejak zaman kemerdekaan Indonesia, namun layanannya di Medan lebih difokuskan pada konektivitas bandara. Awalnya, bus DAMRI hanya melayani beberapa rute utama, tetapi seiring meningkatnya permintaan, jumlah rute dan frekuensi keberangkatan bus terus ditingkatkan. Kini, bus DAMRI menjadi pilihan utama bagi wisatawan dan pebisnis yang tiba di Bandara Kuala Namu.
Tarif bus DAMRI bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000 tergantung jaraknya. Penting untuk datang lebih awal ke tempat pemberangkatan agar tidak ketinggalan bus.
3. Bentor (Becak Motor):

Bentor atau becak motor merupakan moda transportasi yang sangat populer dan ikonik di Medan. Bentor sangat mudah ditemukan di seluruh penjuru kota dan bisa digunakan untuk perjalanan singkat atau wisata keliling kota.
Bentor muncul di Medan pada akhir 1980-an sebagai inovasi dari becak tradisional. Awalnya, becak di Medan didayung oleh pengemudi, namun dengan adanya perkembangan teknologi, mesin motor mulai digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan daya angkut.
Bentor dengan cepat menjadi populer karena mampu menjangkau area yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan besar. Bentor sering digunakan untuk perjalanan singkat di dalam kota dan menjadi ikon transportasi Medan yang dikenal hingga sekarang. Penggunaan bentor semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang ingin menikmati perjalanan unik di kota ini.
Satu bentor biasanya hanya bisa menampung 1 hingga 2 orang. Tarif bentor bervariasi tergantung jarak, dimulai dari Rp15.000 untuk jarak dekat. Disarankan untuk selalu menegosiasikan tarif sebelum naik.
4. Becak Dayung:

Becak dayung adalah transportasi tradisional yang kini semakin jarang ditemui. Becak ini memiliki pengayuh di samping penumpang, memberikan pengalaman unik bagi wisatawan. Becak dayung biasanya ditemukan di pasar atau tempat wisata dan cocok untuk perjalanan santai dengan jarak dekat.
Becak dayung memiliki sejarah panjang di Medan, bermula sejak era kolonial Belanda. Becak ini awalnya diperkenalkan oleh pedagang Tionghoa dan dengan cepat menjadi alat transportasi utama bagi warga lokal. Bentuk becak dayung yang unik, dengan pengayuh di samping penumpang, memberikan kenyamanan lebih dan pemandangan yang lebih baik. Meskipun kini keberadaannya semakin jarang, becak dayung tetap menjadi simbol nostalgia dan daya tarik wisata bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi transportasi tradisional.
Tarif becak dayung biasanya dimulai dari Rp10.000 tergantung jaraknya. Sebelum naik, pastikan untuk menegosiasikan tarif terlebih dahulu.
5. Sudako:

Sudako adalah salah satu moda transportasi khas Medan yang mulai beroperasi pada tahun 1990-an. Nama “Sudako” berasal dari kata “Sumatera Utara Taksi”, yang merupakan kendaraan kecil dengan pintu masuk di bagian belakang.
Sudako dirancang untuk mengatasi jalan-jalan sempit di kota Medan dan menawarkan perjalanan yang nyaman dengan adanya fasilitas musik di dalamnya. Walaupun kini tidak sebanyak dulu, sudako tetap menjadi pilihan unik bagi penduduk lokal terutama di daerah-daerah tertentu seperti Pasar Sambu dan Jalan Sutomo.
Tarif sudako cukup terjangkau, berkisar antara Rp5.000 untuk jarak dekat dan Rp10.000 untuk jarak jauh.
6. Bus Pembangunan Semesta:

Bus Pembangunan Semesta pertama kali diperkenalkan pada awal 2000-an untuk menghubungkan Medan dengan daerah-daerah di sekitarnya seperti Langkat dan Tangkahan. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas antara kota dan daerah pinggiran, mendukung pembangunan ekonomi lokal.
Dengan titik keberangkatan utama di Pinang Baris, bus ini dioperasikan oleh pemerintah daerah dengan tujuan untuk menyediakan transportasi yang aman dan terjangkau bagi masyarakat. Meskipun jumlah armadanya terbatas, bus ini sangat membantu penduduk yang perlu melakukan perjalanan ke luar kota untuk bekerja atau berwisata.
Bus ini melayani rute khusus dari Medan ke Langkat dan Tangkahan dengan titik keberangkatan di Pinang Baris. Bus Pembangunan Semesta beroperasi dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Tarif untuk bus ini adalah sekitar Rp15.000 per orang. Karena jumlah bus yang terbatas, disarankan untuk datang lebih awal.
7. Sewa Mobil:

Layanan sewa mobil di Medan mulai berkembang pesat sejak tahun 2010-an, seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata dan bisnis di kota ini. Awalnya, layanan ini hanya tersedia melalui perusahaan lokal kecil, namun kini sudah banyak platform yang menyediakan layanan sewa mobil. Layanan ini memberikan fleksibilitas dan kenyamanan bagi wisatawan dan pelaku bisnis yang ingin menjelajahi kota tanpa bergantung pada transportasi umum. Dengan berbagai pilihan kendaraan dan paket sewa, layanan sewa mobil menjadi semakin populer di kalangan pengunjung yang menginginkan pengalaman perjalanan yang lebih personal dan bebas.
Untuk kenyamanan maksimal, Anda bisa memilih untuk menyewa mobil. Layanan sewa mobil di Medan sangat mudah diakses dan harganya cukup terjangkau. Dengan menyewa mobil, Anda dapat menjelajahi Medan dengan lebih leluasa dan fleksibel. Anda dapat memilih sewa dengan sopir atau tanpa sopir (lepas kunci). Tips penting adalah melakukan pemesanan setidaknya satu minggu sebelum kedatangan untuk memastikan ketersediaan mobil.
Dengan berbagai pilihan transportasi yang telah berkembang seiring waktu, Medan terus berupaya untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap pengunjung. Sejarah dan evolusi masing-masing moda transportasi ini mencerminkan dinamika dan pertumbuhan kota yang beragam dan kaya budaya.
Ikuti
Tinggalkan Balasan