Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

BERITATERPOPULER

Pasukan Khusus TNI: Koopssus, Kopassus, Kopaska, dan Kopasgat

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sederet pasukan khusus yang menarik untuk diketahui, berasal dari tiga matra: Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Peran pasukan khusus ini sangat penting dalam menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia (RI).

Tiga pasukan khusus yang paling dikenal adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) – TNI AD

Kopassus, yang sering disebut Korps Baret Merah, adalah salah satu pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD). Dibentuk pada 16 April 1952, Kopassus memiliki sejarah panjang dan berperan penting dalam berbagai operasi strategis. Kopassus terkenal dengan kemampuannya dalam operasi komando, operasi sandi yudha, dan operasi penanggulangan teror. Ciri khas Kopassus adalah baret merah, pisau komando, dan seragam loreng darah.

Dalam sejarahnya, Kopassus telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam berbagai operasi seperti pemberantasan pemberontakan DI/TII, PRRI, Permesta, pembebasan Irian Barat, penumpasan pemberontakan komunis, dan operasi pembebasan sandera di Woyla Don Muang, Bangkok, serta Mapenduma, Irian Jaya. Kopassus dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal (Danjen) berpangkat Mayor Jenderal (bintang dua).

Komando Pasukan Katak (Kopaska) – TNI AL

Kopaska adalah pasukan elite TNI Angkatan Laut (AL) yang memiliki semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi. Didirikan pada 31 Maret 1962 atas instruksi Presiden Soekarno, Kopaska memiliki tugas utama dalam operasi rahasia seperti operasi amfibi, operasi khusus, dan dukungan untuk operasi TNI AL. Pasukan ini juga bertanggung jawab atas demolisi bawah air, sabotase kapal lawan, dan pangkalan musuh, serta pengintaian dan operasi antiteror di laut.

Kopaska berkedudukan langsung di bawah Komando Armada (Koarmada) dan bertanggung jawab kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Anggotanya dipilih dari personel terbaik TNI AL dan harus melalui pendidikan yang sangat ketat dan menantang.

Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) – TNI AU

Kopasgat, sebelumnya dikenal sebagai Korpaskhas, adalah pasukan elite TNI Angkatan Udara (AU) yang dibentuk pada 17 Oktober 1947. Kopasgat merupakan satuan tempur darat dengan kemampuan tiga matra: udara, laut, dan darat. Setiap anggota Kopasgat harus memiliki kualifikasi parakomando (Parako) dan kemampuan khusus sesuai spesialisasi kematraudaraan.

Kopasgat berperan dalam operasi pembentukan dan pengoperasian pangkalan udara depan (OP3UD), yang mencakup merebut dan mempertahankan pangkalan udara serta menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan. Selain itu, Kopasgat juga bertanggung jawab atas operasi pertahanan objek strategis Angkatan Udara dan operasi khusus matra udara. Pasukan ini dipimpin oleh seorang Marsekal Muda (bintang dua) dan saat ini dijabat oleh Marsda Yudi Bustami.

Komando Operasi Khusus (Koopssus)

Selain ketiga pasukan khusus di atas, TNI juga memiliki Komando Operasi Khusus (Koopssus) yang baru diresmikan pada 2019 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2019. Koopssus bertugas menyelenggarakan operasi khusus yang memerlukan kecepatan dan keberhasilan tinggi untuk menyelamatkan kepentingan nasional. Tugasnya mencakup 80 persen kegiatan intelijen atau pengawasan jarak dekat dan 20 persen penindakan.

Koopssus terdiri dari 400 personel pendukung dan satu kompi pasukan penindak, yang diambil dari pasukan elite tiga matra TNI dan dilatih di tingkat Markas Besar TNI. Koopssus dipimpin oleh Komandan Koopssus TNI (Dankoopsus TNI) yang bertanggung jawab kepada Panglima TNI.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki tiga pasukan khusus lainnya yang patut diketahui, yaitu Satuan Peleton Intai Tempur (Tontaipur), Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib), dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka). Ketiganya memiliki peran strategis dalam operasi militer dengan kemampuan khusus yang mengagumkan.

Satuan Peleton Intai Tempur (Tontaipur)

Satuan Peleton Intai Tempur, yang lebih dikenal dengan nama Tontaipur, adalah unit elite di bawah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat. Tontaipur memiliki tugas utama dalam melaksanakan operasi pengintaian tempur di garis depan, mengumpulkan informasi intelijen, serta melakukan sabotase dan penghancuran target strategis musuh.

Tontaipur dikenal dengan kecepatan, ketepatan, dan kemampuan bertempurnya yang luar biasa. Setiap anggota Tontaipur dipilih melalui seleksi yang ketat dan menjalani pelatihan intensif untuk meningkatkan keterampilan fisik, mental, dan taktik tempur.

Selain kemampuan bertempur, mereka juga dilatih dalam teknik bertahan hidup di hutan, pengintaian jarak jauh, dan penanggulangan teror. Satuan ini berperan penting dalam berbagai operasi rahasia dan sering kali ditempatkan di medan yang sangat berbahaya untuk menjalankan misi-misi kritis.

Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib)

Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) adalah satuan khusus dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut. YonTaifib bertugas untuk melaksanakan operasi pengintaian amfibi, serangan mendadak, dan sabotase di wilayah perairan dan pesisir. YonTaifib pertama kali dibentuk pada tahun 1961 dan sejak itu telah menjadi andalan TNI AL dalam berbagai operasi militer.

Pasukan ini dikenal dengan kemampuan amfibi yang unggul, yaitu kemampuan untuk bergerak dan bertempur di darat dan di laut. Setiap prajurit YonTaifib menjalani pelatihan yang sangat berat, meliputi penyelaman tempur, teknik sabotase bawah air, operasi lintas udara, dan pengintaian taktis.

YonTaifib berperan dalam menjaga wilayah maritim Indonesia yang luas serta melindungi kepentingan nasional di perairan. Mereka sering kali dikerahkan dalam operasi-operasi berisiko tinggi, termasuk misi penyelamatan dan penanggulangan terorisme maritim.

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) adalah satuan antiteror dan penyelamatan sandera di bawah Komando Pasukan Khusus Angkatan Laut (Kopaska) dan Korps Marinir TNI AL. Denjaka dibentuk pada tahun 1984 dengan tujuan utama untuk menangani ancaman terorisme maritim dan melakukan operasi penyelamatan sandera di perairan.

Pasukan ini terkenal dengan semboyannya, “Kesiapsiagaan, Ketepatan, dan Keberhasilan.” Denjaka dilatih untuk mampu melakukan operasi-operasi berisiko tinggi dengan cepat dan efektif. Mereka memiliki kemampuan khusus dalam penanggulangan teror, sabotase, demolisi bawah air, dan operasi serangan kilat.

Setiap anggota Denjaka dipilih dari personel terbaik TNI AL dan harus melewati proses seleksi dan pelatihan yang sangat ketat. Denjaka sering kali diterjunkan dalam misi-misi rahasia yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keterampilan tinggi untuk mengatasi ancaman yang mengancam keamanan nasional.

Keberadaan pasukan khusus seperti Kopassus, Kopaska, Kopasgat, dan Koopssus menunjukkan dedikasi dan profesionalisme TNI dalam menjaga kedaulatan dan keselamatan negara. Masing-masing pasukan memiliki tugas khusus dan kemampuan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ancaman, baik di dalam maupun di luar negeri. Peran mereka sangat vital dalam operasi militer dan penanggulangan ancaman terhadap NKRI.

Ketiga pasukan khusus TNI, yaitu Tontaipur, YonTaifib, dan Denjaka, menunjukkan dedikasi dan profesionalisme yang luar biasa dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia. Masing-masing memiliki peran khusus dan kemampuan unik yang memungkinkan mereka untuk menghadapi berbagai ancaman dengan efektif.

Keberadaan mereka sangat vital dalam berbagai operasi militer, baik di darat maupun di laut, dan mereka terus berlatih dan siap sedia untuk menjalankan misi-misi penting demi keselamatan dan keamanan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *