5 Film Kehidupan Batak Sumatera Utara di Layar Lebar

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak banyak sekali ragam suku dan bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terkenal dan ikonik adalah suku Batak dari Sumatra Uatara. Suku Batak terkenal dengan bahasanya yang keras dan lantang sehingga banyak dikenal oleh orang luar, bahkan mancanegara.

Ciri khas budaya batak yang menarik dan kekayaan alamnya yang indah membuat batak kerap kali dijadikan sebagai tema Film Indonesia sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan budaya batak.Berikut beberapa film Indonesia yang bertemakan batak dan berlatar di Sumatra Utara.

1. Demi Ucok (2012) 

Glo atau Gloria Sinaga tidak bersedia jadi seperti ibunya yaitu menikah, lepas dari akal mimpi, dan hidup dengan rutinitas setelahnya. Glo ingin mengejar mimpi, yaitu membuat film.Sementara Mak Gondut (ibu Glo) yang dalam kondisi sakit dan divonis hidup tinggal setahun lagi tetap bertekad mencari pasangan sebagai Glo supaya pengahabisan menikah dan hidup bahagia setelahnya.Ambisi seorang Mak Gondot sangat berlawanan dengan idealismi Glo yang mempunyai tekad kuat sebagai mengejar cita-citanya menjadi sutradara film. Glo juga tidak ingin bernasib seperti ibunya yang dalam pandangan dia : kawin, lepas dari akal mimpi, dan hidup membosankan selamanya.

2. Toba Dreams (2015)

Film ini berlatar belakang kisah cinta yang terlalu mencintai. Cinta yang kadang tersesat dalam menemukan kebenaran seperti Sersan Mayor Tebe yang mendidik anak-anaknya layaknya pasukan tempur karena cintanya yang luar biasa kepada mereka.Maka ketika Ronggur, anak sulungnya menjadi pemberontak dalam keluarga, terjadilah konflik mendalam antara ayah dan anak. Ronggur yang sesungguhnya mewarisi tabiat keras ayahnya menemukan cinta dalam diri Andini, seorang wanita Jawa yg berbeda agama.Sersan Mayor Tebe hanya ingin hidup dengan tenang dan damai mengandalkan uang pensiunan tentara dan memilih pulang untuk membangun kampung halamannya. Tapi Ronggur menolak. Ia ingin membuktikan bahwa selama ini ayahnya salah memilih jalan hidup.Dengan penuh siasat, Ronggur menjelma menjadi pentolan mafia narkoba dan merebut Andini dari orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka. Sersan Tebe, Ronggur, dan Andini merajut drama perjalanan mereka pada Danau Toba juga akhirnya bermula.

3. Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya (2019)

Film Horas Amang bercerita tentang perjuangan seorang ayah untuk mendidik kembali 3 anaknya yang merantau ke kota besar dan kehilangan jati diri sebagai orang Batak. Semenjak saat itu, sang Ayah (Amang) merasa ketiga anaknya itu tumbuh semakin tidak berbakti.Karena cinta yang besar kepada anak-anaknya, maka sang Ayah (Amang) menggunakan cara yang tidak biasa untuk mengubah hidup mereka selamanya.

4. Ngeri-ngeri sedap (2022)

Film ini menceritakan tentang hubungan sebuah keluarga dengan empat orang anak di mana masing-masing anak memiliki problemnya sendiri-sendiri yang pastinya dekat dengan kehidupan di sekitar kita.Domu, si sulung yang tak mendapat restu cinta dari orang tuanya. Si Sarma, anak perempuan satu-satunya yang mau tidak mau tetap tinggal di kampung halaman untuk menjaga orang tuanya. Gabe si anak ketiga, perantau yang dianggap tak membanggakan orang tua, dan si Sahat bungsu dari empat bersaudara yang lebih dekat dengan keluarga lain di perantauan.Di antara keempat kakak-beradik ini, tiga di antaranya lebih suka menetap di perantauan. Padahal orangtua mereka rindu anak-anaknya pulang ke kampung halaman. Sampai akhirnya orangtua mereka berpura-pura bertengkar dan ingin bercerai demi mendapatkan perhatian dari anak-anaknya.

5. Agak Laen (2024)

Setelah pertama kali tayang di bioskop pada 1 Februari 2024, “Agak Laen” disaksikan oleh 9.125.188 penonton dalam waktu 98 hari dan menjadi film Indonesia dengan perolehan penonton paling banyak kedua sepanjang masa.
Dibintangi Bene Dion, Oki Rengga, Indra Jegel, dan Boris Bokir, film ini mengisahkan tentang empat pekerja rumah hantu di sebuah pasar malam. Film ini merupakan produksi Imajinari, Jagartha, Trinity Entertainment bersama produser Ernest Prakasa dan Dipa Andika.

Nah, gimana? Film tema batak ternyata juga bisa relate dengan semua kalangan masyarakat, ya! Jadi film mana dulu yang ingin kamu nikmati?

Ikuti Lainnya:

Posted In : ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *