5 Fakta Sigale-Gale, Patung Mistis yang Melegenda dari Sumatera Utara
Sigale-Gale adalah sebuah patung mistis yang berasal dari pulau Samosir, Sumatera Utara. Patung ini memiliki filosofi yang sarat akan nuansa mistis dan telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya suku Batak di daerah tersebut. Berikut ini adalah lima fakta menarik tentang Sigale-Gale:
Filosofi Sigale-Gale
Filosofi Sigale-Gale didasarkan pada kesedihan seorang raja akan putranya yang telah meninggal. Konon, ada seorang raja adil dan bijaksana bernama Raja Rahat yang berkuasa di salah satu kerajaan Samosir. Sang raja memiliki seorang putra semata wayang bernama Manggale. Namun, putra tersebut gugur di medan perang dan jasadnya tidak pernah ditemukan. Kesedihan mendalam sang raja membuat para tetua membuat sebuah patung kayu yang mirip dengan Manggale. Patung tersebut kemudian dikenal sebagai Sigale-Gale yang memiliki arti “lemah gemulai”.
Baca Juga :
Mengenal Lebih Dekat: 7 Legenda Seni Batak dari Sumatera Utara
Unsur Mistis
Patung Sigale-Gale dianggap memiliki unsur mistis karena melibatkan ritual pemanggilan roh yang sudah meninggal. Patung ini dibuat jauh di tengah hutan karena diyakini bahwa Manggale tewas di hutan saat perang berlangsung. Dalam pembuatannya, sang pemahat menggunakan kayu pohon nangka yang memiliki tekstur yang sangat keras. Selain itu, dilakukan juga ritual pemanggilan arwah Manggale dengan meniup sordam dan memainkan gondang. Setelah menjalani ritual, patung Sigale-Gale dapat bergerak seperti sedang menari.
Ritual Upacara Kematian
Patung Sigale-Gale digunakan sebagai salah satu ritual dalam upacara kematian suku Batak. Setelah kematian sang raja, patung ini dijadikan simbol upacara kematian baik untuk orang yang sudah memiliki keturunan maupun bagi orang yang tidak memiliki keturunan. Masyarakat Batak meyakini bahwa meninggal tanpa keturunan adalah hal yang seharusnya tidak terjadi. Oleh karena itu, patung Sigale-Gale digunakan sebagai salah satu ritual untuk menghindari kutukan agar tidak menyebar, terutama di daerah Samosir.
Nilai Luhur Yang Tinggi
Patung Sigale-Gale memiliki nilai luhur yang menggambarkan pedoman hidup masyarakat Batak. Patung ini menggambarkan beberapa nilai kebudayaan suku Batak Toba, seperti nilai kekerabatan, memiliki keturunan, status sosial, dan harta. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tarian patung Sigale-Gale memberikan gambaran tentang pedoman hidup dan cara masyarakat Batak Toba memaknai kehidupan.
Destinasi Budaya
Patung Sigale-Gale menjadi destinasi budaya dan sumber pencaharian masyarakat sekitar. Kisah kerajaan suku Batak tersebut telah melatarbelakangi terbentuknya destinasi wisata dan pelestarian budaya di desa Tomok, Samosir. Patung Sigale-Gale menjadi salah satu wisata budaya yang mendeskripsikan ciri khas suku Batak Toba. Budaya ini juga mendukung perekonomian masyarakat sekitar melalui kegiatan wisata, seperti menjadi tour guide, penjual souvenir, dan pelaku seni dalam pertunjukan tari Sigale-Gale.
Sigale-Gale bukan hanya patung kayu; ia adalah karya seni yang hidup, cerminan dari sejarah dan spiritualitas suku Batak. Dengan setiap gerakan tariannya, Sigale-Gale tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan kita tentang kekayaan dan kedalaman budaya Indonesia.
Bagikan :