Dari Masa Lalu ke Masa Kini: Cerita Mall Serpong Plaza
Mall Serpong Plaza, yang terletak di jantung Serpong, Indonesia, telah menjadi salah satu ikon perbelanjaan dan rekreasi yang paling dikenal di wilayah tersebut. Sejak pembukaannya beberapa dekade yang lalu, mall ini telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi yang mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Artikel ini akan mengeksplorasi perbandingan antara Mall Serpong Plaza di masa lalu dan kondisinya saat ini, menggali perubahan yang telah terjadi serta dampaknya terhadap komunitas lokal.
1. Masa Pembukaan dan Awal Mula
Great Western Mall atau yang dulunya bernama Grand Serpong Mall merupakan salah satu mal yang kini lebih seperti kuburan ketimbang pusat perbelanjaan. Great Western Mall berlokasi persis di pintu keluar tol Tangerang, di Jalan MH Thamrin, Kebon Nanas, Kota Tangerang, Banten. Mal ini dilalui sejumlah rute angkutan umum, serta memiliki akses putar balik arah yang melingkar melewati pintu masuk atau keluar parkir mobil dan motor pengunjung. Hanya saja, kemudahan itu tak mampu membuatnya tetap berjaya.
2. Perkembangan dan Transformasi
Tak ada seorang pun petugas keamanan dan petugas kebersihan yang keliling memeriksa kondisi di dalam gedung. Lantai dan kaca di dalam gedung dibiarkan berdebu, bahkan tidak jarang menemukan debu tebal beserta sarang laba-laba yang menempel di bagian sudut-sudut ruangan.
Gelap dan nyaris hening tepat untuk menggambarkan situasi di dalam gedung ini. Lampu-lampu ruangan mati, eskalator yang tak berfungsi, ratusan toko tutup, dan hanya ada satu lift yang beroperasi di dalam gedung ini. Dari total empat lantai, hanya lantai G dan lantai 1 yang terlihat masih ada kehidupan. Meskipun orang yang berlalu-lalang tersebut tidak banyak, hanya bisa dihitung jari.
3. Perubahan dalam Pola Konsumsi
Kemudian di dekat pintu lobby juga terlihat sejumlah pakaian yang tengah dijemur dan gerobak-gerobak tua. Hal ini menandakan ada sosok penghuni yang menempati kawasan ini. Meski begitu, pintu lobby yang terbuat dari kaca ini terkunci dan tidak bisa diakses. Kemudian mencoba untuk mengitari bangunan mal mati tersebut. Ditemui ada beberapa akses pintu bangunan lain, namun tidak bisa dimasuki.
4. Ruang Publik dan Fasilitas
Terus berlanjut, mencoba naik ke rooftop atau atap mal melalui akses mobil. Saat sampai di area atap, terdapat lembaran seng yang menutupi sebagian akses. Masuk melewati celah yang ada, di area rooftop ini terdapat lahan parkir dan toko-toko kosong yang sudah lama ditinggalkan. Melihat sisa plang yang ada, sepertinya area ini berkas pertokoan otomotif. Di tengah area ini, terdapat kubah kaca yang beberapa sisinya sudah pecah. Di dekat kubah terdapat sebuah pintu menuju lift. Tentu saja lift bangunan ini sudah tidak beroperasi dan diberi pembatas dari kayu agar orang tidak mendekat.
Baca Juga :
Mengagumi Keindahan Jepang di Indonesia: Top 5 Wisata Tematik Jepang
Dari area kubah ini sempat mengintip area dalam mal yang terlihat sangat gelap dan mencekam. Entah mengapa angin panas terasa keluar dari area dalam mal membuat suasana terasa sangat pengap. Terlihat bagian dalam mal Serpong Plaza ini sangatlah gelap. Hanya ada kios-kios yang tutup serta sisa-sisa sampah dan puing bangunan. Sesekali terlihat juga ada mannequin tergeletak begitu saja di lantai dasar bangunan ini.
Perjalanan Mall Serpong Plaza dari masa ke masa menggambarkan adaptasi dan inovasi yang dilakukan untuk tetap relevan di era modern. Transformasi yang dialami bukan hanya tentang perubahan fisik, tapi juga bagaimana mall ini berusaha untuk memenuhi ekspektasi baru masyarakat modern. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi, Mall Serpong Plaza berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu destinasi belanja dan hiburan utama di Indonesia.
Ikuti