Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

ENTERTAINMENTTERPOPULER

Film Indonesia yang Mengadaptasi Film Korea Selatan: Inspirasi dan Inovasi dalam Industri Film

Industri perfilman Indonesia terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Salah satu tren yang menarik dalam beberapa tahun terakhir adalah adaptasi film dari Korea Selatan. Negara tersebut telah dikenal dengan kualitas produksi filmnya yang tinggi dan cerita yang mendalam, dan ini telah menjadi inspirasi bagi sineas Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa film Indonesia yang mengadaptasi film Korea Selatan, serta mengapa adaptasi semacam ini dapat menjadi langkah yang cerdas dalam pengembangan industri film Indonesia.

Miracle in Cell No. 7

Miracle in Cell No. 7 (sumber gambar : Pikiran Rakyat)

Film karya Hanung Bramantyo telah tayang di bioskop dan merupakan adaptasi dari judul sama karya sutradara Korea Hwan-kyung Lee yang memenangkan puluhan penghargaan pada tahun 2013. Ini tentang seorang ayah yang masuk penjara karena tindakan yang dilakukannya. Putrinya yang masih kecil mengunjunginya beberapa kali di penjara untuk bertemu ayahnya, yang akan dijatuhi hukuman mati. Mengingat versi aslinya yang sangat mengiris hati, adaptasi versi Indonesia ini patut ditonton. Karena selain membawa nuansa baru, film ini juga akan dibintangi oleh Vino G. Bastian, Mawar de Jongh, Graciella Abigail, hingga Tora Sudiro.

My Sassy Girl

My Sassy Girl (sumber gambar : Indozone)

My Sassy Girl versi Indonesia mempunyai judul yang sama dengan versi Koreanya. Film versi Indonesia dibintangi oleh Jefri Nichol dan Tiara Andini. Film genre drama komedi romantis ini rilis pertengahan 2022 lalu. Meski ada beberapa adegan yang berbeda dari versi aslinya, keseluruhan cerita adalah tentang pertemuan tidak sengaja antara Gyun Woo (Cha Tae Hyun) dan seorang gadis (Jun Ji Hyun). Gyun Woo yang urakan tidak menyangka hidupnya akan berubah setelah bertemu dengan gadis itu. Setelah pertemuan ini, keduanya menjadi saling bergantung dan hubungan mereka selalu penuh kejutan.

Baca Juga :

Melankoli Keluarga dalam Film Korea: Menggugah Empati dan Penghayatan Emosional

Whispering Corridors (Sunyi)

Whispering Corridors (Sunyi) (sumber gambar : Movieden)

Whispering Corridors adalah salah satu film horor Korea Selatan yang paling sukses. Plot utamanya adalah menyelidiki kejadian mistis di gedung sekolah. Film tersebut tetap memuat pesan moral tentang perundungan, kesehatan mental, dan penindasan yang sering terjadi di sekolah-sekolah Korea Selatan. Karena kesuksesannya, film ini memiliki enam sekuel mulai tahun 1988. Kesuksesan film Whispering Corridors memaksa perusahaan produksi Pichouse mengadaptasinya dan membuat film berjudul Sunyi.

Sunyi juga menceritakan kisah horor serupa yang terjadi di sekolah. Angga Yunanda dan Amanda Rawles ditetapkan menjadi pemeran utama film horor 2019 tersebut. Film Indonesia yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia ini juga berkisah tentang permasalahan anak sekolah.

Sweet 20

Sweet 20 (sumber gambar : Liputan 6)

Diadaptasi dari film Miss Granny (2014) karya sutradara Korea Hwang Dong-hyuk, Sweet 20 bercerita tentang seorang nenek berusia tujuh puluh tahun bernama Fatmawati (diperankan oleh Niniek L Karim) yang secara ajaib kembali ke masa mudanya di usia dua puluhan. Disutradarai oleh Ody C Harahap, film tahun 2017 ini juga mendapat sambutan baik dari penonton. Film komedi ini mendapat rating 7-8 yang artinya dari segi tutur, cerita, audio visual dan cerita yang diusung cukup apik.

Hello Ghost

Hello Ghost (sumber gambar : IDN Times)

Hello Ghost bukanlah film horor dengan sederet jumpscare yang menegangkan. Di sisi lain, Hello Ghost merupakan film keluarga yang sangat menyentuh hati. Ini tentang seorang pemuda yang tinggal sendirian dan ingin bunuh diri. Hal itu selalu gagal. Tak hanya gagal, pemuda tersebut bahkan dihantui oleh empat hantu yang tak henti-hentinya mengganggu hidupnya. Nah, hantu yang ikut campur dalam hidupnya menjadi poin penting dalam film tersebut. Hello Ghost versi Indonesia akan pada 20 Oktober 2022.

Dalam mengadaptasi film Korea Selatan, sineas Indonesia dapat menciptakan kisah-kisah yang tidak hanya menghibur tetapi juga merangsang pemikiran penonton, sehingga menjadikan industri perfilman Indonesia semakin maju dan diperhitungkan di tingkat internasional.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *