Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

BERITATERPOPULER

Maranggir, Lestarikan Ritual Budaya Simalungun Di Bah Damanik

sumber gambar : medan.tribunnews.com

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Hal ini membuat Indonesia kaya akan keragaman budaya dan tradisi serta memiliki pemandangan alam yang sangat indah.

Salah satu budaya yang menarik di Indonesia datang Suku Batak Simalungun, Sumatera Utara, yaitu menggelar ritual maranggir. Ritual maranggir dilakukan untuk melestarikan budaya leluhur dan juga meminta doa agar Kampung terlepas dari kemelut dan marabahaya.

sumber gambar : medan.tribunnews.com

Maranggir, yaitu upacara yang dilakukan untuk membersihkan badan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik ataupun dari bentuk gangguan roh-roh jahat. Kegiatan ini merupakan semacam ritual yang digunakan untuk menghindarkan diri dari bentuk-bentuk kejahatan dan kesialan diri yang datang pada dirinya sendiri.

Mengingat masyarakat Simalungun dulu menganut paham animisme, bahwa kekuatan roh selalu ada yang baik maupun ada roh yang yang jahat. Jadi untuk menghindari kekuatan yang datang dari roh jahat maka dilakukan ritual Maranggir ini. Adapun properti-properti utama yang umumnya dipakai untuk upacara ini adalah jeruk purut, bunga tujuh rupa dan air. Upacara ini dilakukan dengan cara memandikan diri menggunakan campuran properti tersebut dan bahkan dapat diminum.

Baca Juga : Sejarah Lubang Buaya dan Asal Usulnya, Mengapa Disebut Lubang Buaya?

sumber gambar : wahananews.co

Masyarakat Hutalama, Kelurahan Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, selalu menggelar ritual maranggir di Pemandian Bah Damanik. Tokoh adat setempat, Rosul Damanik menerangkan, maranggir sebenarnya sudah dicatatkan di kalender pesta budaya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Biasanya pergelaran maranggir dilakukan sebelum acara Rondang Bintang (pesta panen rakyat) untuk Kabupaten Simalungun.

Sementara itu, keturunan Tuan Sarimatondang atau biasa yang disebut sebagai Sipukka Huta, Edison Damanik mengatakan, kegiatan maranggir sudah dilakukan sejak lama dari leluhur mereka. Ritual maranggir merupakan ritual turun temurun dari Tuan Sarimatondang yang masih eksis sampai saat ini.

Dalam ritual maranggir, tampak ratusan warga Hutalama, baik orang tua maupun pemuda ikut membersihkan diri di Bah Damanik. Prosesnya dengan cara menceburkan badan ke dalam air, kemudian wajah dan kepala dibasuh dengan menggunakan air Bah Damanik yang sudah dicampur jeruk purut dan daun sirih.

sumber gambar : tarunaglobalnews.com

Perlu diketahui, Bah Damanik merupakan mata air sumber kehidupan masyarakat sekitar. Selain sebagai tempat untuk mandi, aliran mata air juga merupakan sumber pertanian warga. Sejak viral pemandian ini, banyak pengunjung yang datang ke lokasi. Tidak hanya dari dalam provinsi Sumut, pengunjung dari luar Sumut juga bergantian ke lokasi ini.

Sejak dialihkan menjadi tempat wisata, ritual Maranggir sudah jarang dilakukan masyarakat setempat. Selain melestarikan budaya, kegiatan itu juga untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang ada di tempat tersebut. 

“Yang jelas kegiatan ini digelar atas persetujuan masyarakat huta lama, dan untuk meluruskan sejarah, kemudian budaya yang memang ada di pemandian ini, dan kegiatan Maranggir diharapkan bisa dilaksanakan untuk seterusnya,” kata Ketua Panitia Roy Sidabalok.  

Ikuti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *