Jakarta – Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit jantung yang paling umum. Meskipun ini adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat., ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
Angka pasien penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) terus meningkat dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia. Mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit jantung sangatlah penting, apalagi penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner juga menyerang pasien usia produktif. Pasalnya, faktor utama penyakit jantung koroner maupun penyakit kardiovaskuler lainnya adalah gaya hidup dan pola makan yang buruk.
Penyakit ini dimulai ketika zat lilin yang disebut plak menumpuk di dalam arteri yang memasok darah ke otot jantung, seperti melansir Webmd, Senin, (1/8/2022).
Butuh waktu puluhan tahun untuk memblokir aliran darah, tetapi pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung atau gagal jantung.
Penempelan plak terus terjadi dari waktu ke waktu. Itu membuat arteri menjadi lebih keras dan sempit, yang oleh dokter disebut aterosklerosis.
Baca Juga : Manfaat Garra Rufa, Terapi Ikan yang Menyehatkan Tubuh
Dalam beberapa kasus, plak bisa pecah. Akibatnya, sel darah yang disebut trombosit akan mencoba memperbaiki arteri, membentuk bekuan darah.
Seperti kotoran di saluran pembuangan yang tersumbat, penumpukan ini mencegah aliran darah bebas melalui arteri. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke jantung. Jika aliran darah itu tersumbat maka dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada (angina).
Tanpa oksigen yang cukup, jantung bisa menjadi lebih lemah. Hal ini dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia). Ini juga dapat menyebabkan gagal jantung, yang berarti jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Gejala Jantung Koroner
Plak yang tumbuh besar dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung dan bisa memicu serangan jantung. Namun, pada kebanyakan kasus serangan jantung sering diakibatkan pecahnya plak.
Pada tahap awal, orang dengan keadaan ini bisa saja tidak memiliki gejala apapun. Tetapi karena plak terus menumpuk dan membatasi aliran darah ke otot jantung, pasien bisa menyadari bahwa ia sesak napas atau mudah lelah, terutama saat berolahraga.
Gejala penyakit jantung koroner yang paling umum adalah angina, atau nyeri dada. Beberapa orang salah mengartikannya sebagai mulas atau gangguan pencernaan. Dengan angina, dada terasa tidak nyaman. Pasien dapat juga mengalami rasa tidak nyaman di bahu, lengan, punggung, atau rahang.
Penyakit mulai serius dan butuh penanganan sesegera mungkin jika muncul gejala nyeri dada, terutama di bagian tengah atau kiri dada. Nyeri ini berlangsung selama beberapa menit, atau hilang dan muncul kembali. Itu bisa terasa seperti tekanan, remasan, sesak, atau rasa sakit. Beberapa orang salah mengartikannya sebagai gangguan pencernaan atau mulas.
Penerapan pola makan sehat juga mencakup konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan. Kedua makanan itu mengandung zat yang dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular. Konsumsi lebih banyak buah dan sayuran dapat membantu seseorang mengurangi makanan berkalori tinggi, seperti daging dan makanan ringan.
Orang-orang juga dapat menambahkan biji-bijian ke dalam menu diet karena merupakan sumber serat baik dan nutrisi lain yang berperan dalam mengatur tekanan darah dan kesehatan jantung.
Selain itu, membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans merupakan langkah penting untuk mengurangi kolesterol darah dan menurunkan risiko penyakit arteri koroner. Tingkat kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri atau aterosklerosis, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Ikuti