7 Artis Korea Selatan Berdarah Blasteran yang Pernah Di-bully di Masa Lalu
Di industri hiburan Korea Selatan, artis-artis sering kali diharapkan untuk tampil sempurna dalam segala hal. Namun, tidak sedikit artis yang memiliki darah blasteran mengalami masa lalu yang kelam di mana mereka pernah menjadi korban bullying. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh artis Korea Selatan berdarah blasteran yang pernah mengalami bullying di masa lalu.
Jeon Somi
Jeon Somi merupakan salah satu artis k-pop ternama, sebelum menjadi solois wanita sekarang ini, ia memulai karirnya di dunia musik sebagai anggota I.O.I. Memiliki karir yang cemerlang, Somi ternyata pernah di-bully ketika dirinya duduk di sekolah menengah pertama (SMP). Somi terlahir dengan memiliki darah blasteran, dimana sang ayah berasal dari Kanada dan sang ibu dari Korea Selatan. Sehingga siswa lain di sekolahnya mengatakan bahwa Somi tidak bisa menjadi orang Korea karena wajahnya.
Vernon Seventeen
Sama seperti Jeon Somi, Vernon juga salah satu artis k-pop asal Korea Selatan yang memiliki darah blasteran. Vernon adalah anggota dari grup “Seventeen”. Ia kerap di-bully karena perawakannya tersebut, dimana ia merupakan keturunan Amerika – Korea. Vernon memiliki darah Amerika dari sang Ibu, sedangkan darah Korea mengalir dari sang Ayah. Pelantun Very Nice ini mengaku dulu ia pernah merasa seperti diasingkan oleh orang-orang, karena mereka kerap mengejek Vernon karena wajahnya. Ia pun merasa tidak nyaman ketika orang lain menatapnya secara terus-menerus.
Yoon Mirae
Masih di dunia musik, Yoon Mirae adalah musisi legenda Korea Selatan. Dimana ia tidak hanya dikenal memiliki kemampuan rap yang luar biasa, tetapiwanita berusia 38 tahun ini memiliki suara yang tidak perlu diragukan lagi. Terbukti bahwa dirinya kerap menyumbangkan suara emasnya dalam soundtrack drama. Memiliki karir yang cemerlang, namun ternyata Yoon Mirae juga pernah mengalami kasus bullying di masa lalu. Ia memiliki darah campuran Afrika-Amerika dari sang Ayah dan Korea Selatan dari sang Ibu. Yoon Mirae di-bully oleh teman sekelasnya karena menjadi biracial atau mewakili dua ras, putih dan hitam.
Kangnam
Kangnam merupakan seorang musisi yang seringkali muncul pada variety show. Ia memiliki darah blasteran Jepang dari sang Ayah dan Korea Selatan dari sang Ibu. Kangnam pernah di-bully tidak hanya ketika ia tinggal di Jepang, ketika ia pindah ke Korea pun ia kerap di-bully. Kangnam di-bully secara fisik oleh siswa di sekolahnya karena menjadi setengah Korea ketika di Jepang. Juga di-bully karean ia pernah tinggal di Jepang ketika di Korea.
Michelle Lee
Kasus bullying Michelle Lee sama dengan Yoon Mirae. Ia memiliki darah campuran Afrika-Amerika dari sang Ayah dan Korea Selatan dari sang Ibu. Michelle beberapa kali di-bully karena ia biracial atau mewakili dua ras, putih dan hitam. Michelle adalah seorang musisi yang memiliki kemampuan rap dan suara yang bagus. Ia mendedikasikan pengalamannya ketika di-bully ke dalam musik.
Shannon
Shannon merupakan musisi solois Korea Selatan yang memiliki keturunan Wales dari sang Ayah dan Korea Selatan dari sang Ibu. Meskipun ibunya berkewarganegaraan Korea, ia seringkali dianggap sebagai orang asing. Bahkan Shannon pernah menyanyikan lagu kebangsaan Korea di sebuah pertandingan baseball, namun justru ia di-bully oleh warganet yang tidak suka dengan dirinya dan mengkritisi dirinya sebagai orang asing.
Insooni
Insooni adalah musisi legenda Korea Selatan yang memiliki banyak lagu andalannya yang dikenal publik. Namun begitu, ia pernah memiliki masa kelam di masa lalunya. Insooni memiliki darah campuran Afrika-Amerika dari sang Ayah dan Korea Selatan dari sang ibu. Masa kecil Insooni sangat sulit, banyak orang yang tidak ingin menerima dirinya karena ia memiliki darah campuran. Bahkan sebagian orang menganggap ia adalah orang yang “kotor”.
Bullying merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Meskipun artis-artis Korea Selatan berdarah blasteran ini telah mencapai kesuksesan dalam karir mereka, mereka tetap mengingat masa lalu yang kelam di mana mereka pernah menjadi korban bullying. Semoga dengan membahas kasus-kasus ini, kita dapat lebih memahami pentingnya menghormati perbedaan dan menghentikan tindakan bullying.
Bagikan :