
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya dan kuliner. Salah satu aspek menarik dari kekayaan kuliner Indonesia adalah warisan dari masa kolonial Belanda. Seiring dengan berbagai interaksi budaya selama berabad-abad, beberapa makanan Indonesia telah mengalami transformasi dan menggabungkan unsur-unsur khas Belanda. Inilah lima makanan Indonesia ‘warisan’ Belanda yang tetap populer dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Indonesia.
1. Klappertart

Klappertart adalah salah satu makanan khas Manado, Sulawesi Utara. Makanan manis dan gurih ini berasal dari kata ‘klapper’ yang merujuk pada kata ‘kelapa’ dan ‘taart’ yang berarti ‘kue’ dalam bahasa Belanda. Mengutip dari essay berjudul Klappertaart: an Indonesian-Dutch influenced traditional food, para pedagang Belanda yang datang ke Manado memperkenalkan resep Klappertart setelah menyadari kekayaan hasil kelapa Indonesia yang melimpah. Makanan yang dikonsumsi oleh bangsa Belanda golongan menengah ke atas ini menggunakan bahan dasar daging kelapa, kacang kenari, kismis, kayu manis, dan tepung terigu.
Baca Juga :
5 Makanan Indonesia Harganya Selangit Di Luar Negeri
2. Semur

Semur adalah salah satu makanan olahan daging yang populer di tengah masyarakat Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa makanan dengan cita rasa yang khas dengan selera orang Indonesia ini sebenarnya ‘warisan’ Belanda.
Melansir dari laman Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Semur berasal dari kata ‘Smoor’ yang dalam bahasa Belanda berarti masakan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Makanan berkuah ini muncul ketika bangsa Belanda meracik lada, kayu manis, jahe, kemiri, kecap, dan cengkeh.
3. Spikoe atau kue lapis Surabaya

Spikoe atau kue lapis Surabaya adalah salah satu makanan khas Indonesia yang ternyata adalah hasil ‘warisan’ Belanda. Nama ‘Spikoe’ berasal dari bahasa Belanda, yakni ‘Speekok’.
Pada zaman dahulu, Spikoe disajikan sebagai makanan pelengkap jamuan minum teh bangsawan Belanda. Umumnya, Spikoe diisi dengan selai yang dioleskan di setiap lapisannya. Selain itu, beberapa Spikoe juga dimodifikasi dengan diberikan topping tambahan kismis.
4. Perkedel

Makanan berbahan dasar kentang ini terinspirasi dari kudapan khas Belanda, frikadeller. Dalam bahasa Belanda, frikadeller memiliki arti sebagai daging giling yang dipadatkan dan digoreng.
Jika frikadeller menggunakan daging giling sebagai bahan utama, perkedel khas Indonesia menggunakan bahan utama kentang yang dilengkapi dengan campuran daging ayam, bawang putih, lada, garam, dan telur.
Baca Juga :
5 Burger Enak di Jakarta yang Paling Enak dan Favorit Banyak Orang
5. Selat Solo

Selat Solo adalah makanan khas Jawa yang juga disebut sebagai Bistik Jawa. Makanan dengan rasa asam manis ini muncul dari kolaborasi antara pihak Keraton dan Belanda pada zaman penjajahan. Selat Solo adalah perpaduan bistik dan salad yang berasal dari kata ‘slachtje’ dan ‘biefstuk’ dalam bahasa Belanda. Makanan ini muncul setelah bangsa Belanda kurang cocok dengan makanan dari Keraton yang dominan terbuat dari sayur.Di Eropa, daging untuk steak disajikan dalam ukuran besar dan dimasak setengah matang. Namun, Raja-raja Kasunanan Solo tidak terbiasa mengonsumsi sajian daging yang diolah setengah matang.
Dalam setiap suapannya, makanan Indonesia ‘warisan’ Belanda ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menceritakan kisah panjang interaksi budaya antara Indonesia dan Belanda. Mereka bukan sekadar hidangan, tetapi penanda keberagaman dan kekayaan warisan kuliner yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia yang terus berubah.

Ikuti