
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kesetaraan gender, termasuk di bidang militer. Salah satu wujud nyata dari perjuangan ini adalah hadirnya satuan tentara wanita yang terdiri dari Kowal (Korps Wanita Angkatan Laut), Kowad (Korps Wanita Angkatan Darat), dan Wara (Wanita Angkatan Udara). Mari kita mengenal lebih dekat para wanita tangguh yang berdiri di garda depan pertahanan negara ini.
1. Kowal (Korps Wanita Angkatan Laut)

Pada 26 Juni 1962, dikeluarkanlah Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Laut Nomor 5401.24 mengenai pembentukan KOWAL Hal ini menjadi penanda resmi dalam hak dan maupun kehormatan perempuan dalam ranah militer. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari lahir dari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL Tujuannya adalah untuk mempelajari segi keorganisasian dan kegiatannya, serta untuk mendalami terkait manajemen staf dan bahasa Inggris.
Hal ini tentunya sangat berguna bagi pengembangan dan dalam menjalankan fungsi-fungsi KOWAD kedepannya. Mulanya, KOWAL memang banyak ditugaskan dalam hal yang berkaitan dengan administrasi dan keuangan. Seiring berjalannya waktu, perempuan juga sudah bisa memberikan perannya untuk terlibat di lapangan sebagai prajurit lapangan.
Dibentuknya Korps Wanita Angkatan Laut berarti membuka lembaran baru dalam sejarah TNI Angkatan Laut. TNI Angkatan Laut maju selangkah dalam memberikan hak dan kesempatan bagi kaum wanita Indonesia untuk turut serta dalam mendarmabaktikan dirinya di lingkungan TNI Angkatan Laut. Hal ini merupakan kehormatan yang sangat tinggi bagi wanita Indonesia.
2. Kowad (Korps Wanita Angkatan Darat)

Sebagai realisasi pembentukan Kowad dikeluarkan Surat Keputusan Pangad No.1056/12/1960 tanggal 21 Desember 1960, lahirlah Corps Wanita Angkatan Darat. Meskipun Kowad disyahkan pada tanggal 21 Desember 1960, tetapi Hari Kowad ditetapkan tanggal 22 Desember. Penetapan ini dimaksudkan karena pada tanggal 22 Desember 1928 dilangsungkan Kongres Wanita Pertama yang dikenal Hari Ibu, karena Hari Ibu adalah kehormatan bagi ibu Indonesia sebagai ibu keluarga, ibu masyarakat dan ibu bangsa, maka lahirnya Kowad diharapkan sebagai kebanggaan kaum ibu. Kowad diprakarsai oleh Asisten 3 Personel Kasad, Kolonel Dr. Sumarno. Dia mengungkapkan dibutuhkan tenaga militer wanita untuk beberapa bidang penugasan yang membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan sifat-sifat yang telah menjadi kodrat seorang perempuan.
Kowad memiliki motto “Bukan Mawar Penghias Taman, Tetapi Melati Pagar Bangsa”, sehingga para Kowad ini bukanlah hanya menjadi pengelola lingkungan kerja, namun merupakan prajurit wanita yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bersih hati, jujur, mempunyai sikap kemandirian yang tinggi, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi kodrat kewanitaannya serta penuh pengabdian terhadap Negara, Nusa, dan Bangsa Indonesia. Mereka merasa perlu adanya kehadiran wanita di lingkup militer untuk melaksanakan tugas yang bersifat kewanitaan. Gagasan tersebut mendapat dukungan langsung dari Letjen A.H Nasution selaku pimpinan TNI AD.
Baca Juga :
Mengenal Jenderal Polisi Wanita Inspiratif di Indonesia
3. Wara (Wanita Angkatan Udara)

Wanita Angkatan Udara. Wanita Angkatan Udara (disingkat Wara) adalah sebutan untuk prajurit wanita TNI Angkatan Udara. Wara dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1962 dengan tujuan agar kaum wanita dapat menjadi anggota TNI-AU seperti layaknya kaum pria. Kini, sudah cukup banyak perwira tinggi TNI-AU berasal dari kalangan Wara. TNI Wara merupakan personel tentara wanita dari marka TNI AU. TNI Wara memiliki slogan “Kanya Bhakti Sakti Sejati”. Artinya, prajurit wanita yang mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dengan keahlian dan kemahiran yang dimilikinya. Motto tersebut diharapkan memotivasi Wara agar selalu mengasah diri untuk dapat meraih kesempatan lebih luas lagi.
Sejalan dengan pembentukan Wara, saat itu diputuskan pula bahwa Wara bukan merupakan korps tersendiri. Tetapi diintegrasikan dalam korps yang berlaku di lingkungan TNI AU, sama dengan anggota militer lainnya. Pendidikan Wara pertama dibuka pada 10 Juni 1963 di Kaliurang, di lereng pegunungan Plawangan, Yogyakarta, dengan kepala sekolah Letnan Kolonel Penerbang Sumitro. Pendidikan diikuti oleh 30 orang wanita.
Mulai pada 1990, TNI AU memberikan kesempatan bagi Wara untuk mengikuti pendidikan olahraga terjun payung dan terbang layang. Karenanya prestasi Wara dalam bidang olahraga kian meningkat. Tak hanya olahraga dirgantara, wara juga berhasil mengukir prestasi di bidang olahraga lainnya. Beberapa medali emas dan perak pernah berhasil di raih, di antaranya dari cabang olahraga terjun payung, terbang layang, menembak, tinju, bola voli, tenis lapangan dan Yongmudo. Wara bukan hanya sebagai pengatur penerbangan, tetapi lebih dari itu mereka bahkan menjadi orang yang mendengarkan suara-suara petugas tower dari kokpit pesawat udara, sebagai penerbang.
4. Peran dan Tantangan

Para wanita dapat menjadi TNI dengan mendaftar program militer sukarela. Wanita akan belajar mengubah kebiasaan hidup sipil menjadi kehidupan militer seperti pria. Untuk mengikuti program militer sukarela, wanita harus mengikuti serangkaian tes. Para tentara wanita itu saat ini sudah merata tersebar di seluruh matra. Sebutan tentara wanita baik Kowad, Wara, dan Kowal itu tersebar di berbagai satuan, baik teritorial, maupun di pasukan, sehingga tidak ada perbedaan antara tentara wanita maupun tentara pria dalam menjalankan tugas negara.
Ketiga satuan tentara wanita ini tidak hanya mencerminkan keberanian dan dedikasi, tetapi juga komitmen terhadap kesetaraan gender di sektor militer. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, mulai dari stereotip gender hingga kondisi kerja yang berat, para wanita ini terus menunjukkan bahwa mereka mampu berdiri sejajar dengan rekan-rekan pria mereka.
Kowal, Kowad, dan Wara adalah bukti nyata bahwa wanita memiliki peran vital dalam mempertahankan kedaulatan negara. Keberanian, keahlian, dan dedikasi mereka menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus mengejar cita-cita tanpa batasan gender. Sebagai bangsa, kita patut berbangga dan terus mendukung kiprah mereka dalam menjaga keutuhan dan keamanan negara.
Ikuti