Mengapa Drifting Menjadi Olahraga Otomotif yang Populer
Drifting, suatu bentuk mengemudi yang menuntut keterampilan tinggi dan keberanian, telah berkembang menjadi salah satu olahraga otomotif paling populer di dunia. Fenomena ini tidak hanya mencuri perhatian penggemar mobil, tetapi juga mendapat tempat di komunitas olahraga ekstrem global. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa alasan mengapa drifting telah menjadi olahraga otomotif yang begitu diminati.
1. Apa Itu Drifting
Drifting adalah salah satu cara mengemudi mobil yang mempunyai teknik tersendiri dengan mengatur pengereman dan ketangkasan mengemudi agar mobil dapat meluncur (sliding) lebih lama. Drifting juga menjadi cabang olahraga otomotif yang mempunyai aturan berbeda, bahkan dibandingkan dengan balapan mobil pada umumnya. Olahraga ini biasanya dilakukan oleh dua orang drifter yang akan beradu tandem drift. Tandem drift adalah sebutan untuk satu lawan satu drifter.
Baca Juga :
Tips Menjaga Performa dan Keawetan Kendaraan Anda
2. Sejarah Drifting
Sejarah drifting menurut laman Daihatsu berasal dari Jepang. Olahraga ini mulai hadir di Jepang pada era 1960-an. Komunitas motor sport bernama Rolling Zoku sedang mempraktikkan teknik opposite lock saat itu. Teknik ini dipraktikkan di jalanan berkelok dan licin. Opposite lock merupakan teknik yang biasa dilakukan dalam balapan rally. Kemudian, Kunimitsu Takahashi berhasil melakukan eksperimen yang menjadi cikal bakal drifting pada tahun 1970-an. Saat itu, Kunimitsu berhasil memajukan mobilnya dengan bagian depan yang miring.
3. Sejarah Drifting
Setelah Kunimitsu Takahashi terdapat seseorang yang yang terinspirasi oleh Kunimitsu Takahashi, yaitu Keiichi Tsuchiya. Keiichi Tsuchiya mempunyai bakat mengemudi dengan mempertahankan mobil pada kecepatan tinggi dari sudut ke sudut. Pada saat itu, Keiichi Tsuchiya adalah seorang pembalap seri dari balapan Fuji Freshman pada tahun 1977 dengan mengungguli belokan pegunungan dengan cepat. Inilah yang membuat Keiichi Tsuchiya disebut sebagai DK atau Drift King karena mempopulerkan aksi drifting pada pertengahan 1980-an.
4. Teknis drifting
Menurut laman Daihatsu, teknis drifting biasanya menggunakan teknik yang membiarkan ban belakang mengalami selip, Pengendara sebisa mungkin melakukan selip pada ban belakang hingga menghasilkan alur yang lebih besar ketimbang ban depan. Pengendara perlu mengemudikan kendaraan dalam kecepatan tinggi saat melakukan teknik drifting. Jika berhasil, pengemudi dapat membelokkan setir tanpa harus mengurangi kecepatan mobil. Dalam membelokkan setir, pengemudi harus membelokkannya dengan tepat dengan kecepatan yang stabil. Jika tidak tepat, pengendara dapat kehilangan kendali pada mobil.
5. Daya Tarik drifting
Selain itu, daya tarik drifting juga terletak pada tingkat kompetisi yang tinggi. Ada berbagai ajang balap drifting di tingkat lokal hingga internasional, seperti Formula Drift di Amerika Serikat atau D1 Grand Prix di Jepang. Para pembalap drift terbaik dari berbagai belahan dunia bersaing untuk meraih gelar juara, menambahkan intensitas dan ketertarikan pada olahraga ini.
Dengan kombinasi estetika yang spektakuler, keterampilan mengemudi tinggi, dan budaya komunitas yang kuat, drifting terus mendominasi panggung olahraga otomotif dan menarik perhatian pemirsa dari berbagai kalangan. Seiring waktu, kemungkinan besar popularitasnya akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan daya tarik budaya balap otomotif yang terus berkembang.
Ikuti