Site icon Serbaid

Lake Toba Film Festival 5.0 Ingin Bangkitkan Ekosistem Film di Sumatera Utara

sumber gambar : rumahkaryaindonesia

Rumah Karya Indonesia, Parapat – Lake Toba Film Festival (LTFF) 5.0 ingin membangkitkan ekosistem perfilman Sumatera Utara. Hal ini disampaikan Novita Indriani Butar-butar Direktur Lake Toba Film Festival di Pantai Bebas Parapat, Jumat (2/9).

Rumah Karya Indonesia (RKI) menggelar Lake Toba Film Festival (LTFF) 5.0 di Pantai Bebas Parapat, Sumut, 2-4 September 2022. LTTF merupakan festival tahunan RKI yang didukung Direktorat Film dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Sumatera Utara mempunyai komunitas film yang lumayan banyak, namun tidak saling terkoneksi karena tidak ada ruang untuk bertemu, ” kata Novita. Oleh karena itu, rangkaian acaranya yang dilaksanakan pun mengikuti tujuan di atas. Dalam LTFF 5.0 ada kompetisi film pendek yang bekerja sama dengan Festival Bulanan. Kemudian Pemutaran Film, yakni Orderan Janda, Kisah Seram untuk Diceritakan, Anak Danau, Piso Serit, Lagu untuk Anakku, Marpadan, Pelipur Lara, Demi Dewi, A Thousand Midnight in Kesawan, dan Sagarmatha.

Selain itu ada diskusi Karsaloka I dengan tajuk “Membangun Ekosistem Perfilman Sumatera Utara” dengan narasumber Ahmad Mahendra Direktur Musik dan Media Baru, Kepala Dinas Pariwisata Simalungun M Fikri Fanani Damanik, Ori Semloko Head Steering, dan Andi Hutagalung pegiat film Sumut yang akan dimoderatori oleh Avena Matondang. Pun Karsaloka II dengan tajuk “Merangkai Realitas Perfilman Sumatera Utara” dengan narasumber Darma Lubis, Tumpak Hutabarat, Teddy Pasaribu dengan narasumber Hanna Pagiet.

sumber gambar : rumahkaryaindonesia

Baca Juga : Tanda Kepangkatan TNI AU hingga yang Tertinggi Sampai Terendah

Tidak hanya itu, LTFF juga menyajikan pertunjukan budaya yang diisi oleh sanggar-sanggar di Simalungun. Pun Seniman dari Medan. Hal ini sesuai tema LTFF 5.0 “Unity in Locality”.

Selain pemutaran film, juga digelar diskusi Karsaloka I dengan tema “Membangun Ekosistem Perfilman Sumatera Utara” dengan narasumber Direktur Film, Musik dan Media Kemendikbud Ristek, Ahmad Mahendra; Kepala Dinas Pariwisata Simalungun, M Fikri Fanani Damanik dan pegiat film Ori Semloko dan Andi Hutagalung dan dimoderatori Avena Matondang.

Sedangkan diskusi Karsaloka II memilih tema “Merangkai Realitas Perfilman Sumatra Utara” dengan narasumber Darma Lubis, Tumpak Hutabarat, Teddy Pasaribu dengan moderator Hanna Pagiet.

“Pada LTFF kali ini juga ditampilkan berbagai pertunjukan seni budaya oleh sanggar-sanggar di Simalungun dan seniman dari Medan. Hal itu sesuai tema LTFF 5.0 ‘Unity in Locality’. Kami ingin kearifan lokal Sumut menjadi sumber ide dalam memproduksi karya,” kata Novita.

Lake Toba Film Festival merupakan festival tahunan Rumah Karya Indonesia yang didukung oleh Direktorat Film dan Media Baru melalui Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ahmad Mahendra mengatakan potensi film Batak sangat baik contohnya Ngeri-Ngeri Sedap. Tahun ini banyak Festival Film yang didukung kemendikbud. Hal ini guna mendukung para sineas dan pelaku film di Indonesia. Ahmad mengatakan Kemendikbud terbuka untuk membantu insan perfilman melalui Dana Abadi dan lain sebagainya. Bersama ini juga Ahmad mengajak 40 peserta untuk ikut berkompetisi di Kompro dan Indonesiana Film.

sumber gambar : rumahkaryaindonesia

Ikuti

Exit mobile version